Raih 306 Suara Elektoral, Joe Biden Resmi Kalahkan Trump di Pemilu AS
Presiden AS Joe Biden memenangkan 306 suara elektoral pada pemilu 3 November 2020. Dia secara sah mengalahkan Presiden Donald J Trump. Biden akan dikukuhkan tahun depan sebagai Presiden AS ke-46.
Kantor informasi Associated Press (AP) pada Selasa (15/12/2020) mengabarkan, Biden akhirnya menang jauh setelah kubu negara bagian California itu memberikan 55 suara elektoral. Vermont menjadi negara bagian pertama yang menyumbang 3 suara elektoral dan Hawaii memberikan 4 suara elektoral.
"Dalam perang untuk menyelamatkan nyawa rakyat Amerika, demokrasi telah menang. Kami, rakyat, memiliki hak untuk memilih. Kepercayaan pada beberapa institusi masih kuat. Kredibilitas pemilu di negara ini masih ada dan sekarang saatnya untuk membalikkan keadaan. Senin malam, 14 Desember 2020.
Dalam pidatonya, Biden menegaskan kembali janjinya untuk menjadi presiden seluruh komunitas AS, meskipun beberapa tidak. Apalagi negeri Paman Sam punya pekerjaan rumah yang berat, mulai dari pengawasan epidemi hingga perbaikan ekonomi.
Di sisi lain, Trump hanya meraih 232 suara elektoral. Trump juga gagal menyamai pencapaian suara terkenal Biden. Biden memenangkan 7 juta suara terkenal. Apakah ini pertanda bahwa Trump siap mengaku kalah dalam pemilu AS pada 3 November?
Meski Biden memenangkan 270 suara elektoral seperti yang terindikasi dalam pemilu AS, Donald Trump tak mengaku kalah. Ia bahkan menggemakan jika Pemilu 3 November 2020 penuh manipulasi dan penipuan.
Sementara pemilihan umum sedang berlangsung, Trump masih di Gedung Putih setelah matahari terbenam di Washington. Dia tampaknya punya waktu untuk menghubungi sekutu dan beberapa mitra Republiknya, yang semuanya memantau proses pemilihan.
Berdasarkan penjelasan orang-orang yang dia yakini selama kampanye dan staf di Gedung Putih, Trump sedang duduk di ruang makan individu di Gedung Putih sambil menonton TV. Ia terdengar berteriak karena seluruh tv kabel bahkan menyiarkan perhitungan suara elektoral seperti pilkada masih berlangsung. Sedangkan saat memperebutkan hasil pemilu, belum ada yang siap siaran.
memahami perbedaan akut dan kronis pada penyakit Untuk sesaat, dalam wawancara yang disiarkan oleh stasiun informasi Fox News akhir pekan lalu, Trump mengaku khawatir AS akan memiliki presiden baru yang secara inkonstitusional baru. "Itulah yang saya khawatirkan. Saya khawatir tentang presiden yang kalah dan kekalahan mutlaknya," kata Trump.
Hasil pemilihan umum akan dikirim ke Washington DC dan akan dihitung dalam sesi konferensi. Prosesnya akan langsung dipantau oleh Vice President Mike Pence.
Informasi hukum siapa pemenang pemilu AS pada 3 November 2020 akan diberitahukan pada 6 Januari 2021. Dengan demikian, Biden dan Kamala Harris akan lebih mudah diperkuat pada 20 Januari 2021.
Di sisi lain, sikap malas Trump yang mengaku kalah justru bertolak belakang dengan pengakuannya pada November kemarin. Saat itu, dia berjanji akan meninggalkan Gedung Putih begitu Joe Biden tamat, dia yakin akan berprestasi dalam pencapaian electoral vote. Dalam prosesnya, Trump menegaskan kembali klaimnya bahwa tidak ada bukti jika pemilu telah dicurangi.
Meski calon mereka masih malas mengakui kemenangan Biden, namun tidak demikian halnya dengan Partai Republik. Stasiun informasi ABC melaporkan bahwa salah satu sekutu terdekat Trump di Konferensi tersebut, Lindsey Graham, bahkan telah terlibat dalam pembicaraan dengan Biden. Dia menjelaskan 10 menit menitnya bersama Biden sangat bahagia.
Anggota senat Graham menjelaskan kepada Biden siap membantu jika diperlukan. Ia mengatakan akan mendukung terpilihnya Jenderal (Purnawirawan) Jenderal Llyod Austin sebagai Menteri Pertahanan saat dicalonkan di tingkat senat.